Blossomic Saturday

Ini bukan artikel atau wacana apapun ya..
Ini hanya sebuah cerita fiksi. Ya.. ini fiksi lho, karena semua ini tidak tampak.
Ini cerita mengenai hari sabtu yang penuh warna, dan mungkin.. ini merupakan cerita yang paling dirindukan. 


Blossomic Saturday

      Hari Sabtu, yep, saturday! Hari terakhir dalam kuliah enam hari setiap minggu. Yeaay.. Hati ini seharusnya berseru bahagia seperti layaknya minggu-minggu sebelumnya. Tapi entah mengapa, hari sabtu kali ini tidak cukup memberi tenaga untuk membuatnya berseru 'yeay' seperti biasanya. Yep, karena hari sabtu kali ini akan ada acara yang lebih panjang dan lama, lebih sibuk tentunya. Of course, melelahkan.

       Setelah melalui malam dalam mimpi selama kurang lebih 4 jam, mata ini kembali terjaga karena suara pintu yang dibuka secara tiba-tiba. Dengan degup yang berdebar, serta mata setengah mengatup, kepala ini hanya mengangguk-angguk mendengar perintah 'bangun', 'dipakai', 'marching'. Ah, benar.. Otak yang masih setengah sadar ini kembali mengingat hasil rapat tadi malam yang salah satunya mengenai penggunaan kamar sebagai tempat rias. Salah satunya ialah kamarnya. Yah.. begitulah asrama.

        Tunggu sebentar, rias? Untuk apa? Otak ini benar-benar setengah sadar. Bahkan kedua matanya masih mengatup setelah memiringkan kasur supaya tidak diduduki siapapun sewaktu terjadi proses rias-merias. Oh benar, hari ini ada sebuah perayaan-iring-iringan satu asrama bersama dengan jurusan-jurusan lain. Jadi.. hari ini benar-benar akan sibuk.

        Keramaian mulai melanda kamarnya yang semula hanya berisi delapan orang. Namun, otak ini masih tidak peduli. Ia masih memerintahkan kelopak matanya untuk tetap mengatup. "Tiga puluh menit lagi..." benaknya merajuk. Akhirnya, setelah satu jam terlelap kembali dan membiarkan keramaian melanda kamarnya, otak ini pun mengkomando tubuh untuk bangun dan mandi. 

        Seakan tidak peduli dengan keadaan, otak ini menggerakkan mandibula dan sistem oral-mekanika-digesti atau apalah itu untuk tetao mengunyah makanannya menjadi bolus. Sembari melakukan hal tersebut, tangan ini tergerak meraih handphone di sebelah kanannya yang baru saja bergetar. 

Pesan masuk dari PJ..

        Ah.. Kenapa PJ sudah mengabariku sepagi ini? Benak ini tak sampai menemukan jawabannya. 

Briefing sebelum jam 9..

        "WHA---" Lidah ini mendadak kelu untuk bergerak, esofagus pun serasa berhenti bergerak secara peristaltik. 

         Baiklah.. ini masih cukup pagi untuk mendengar kabar tersebut, tapi heeey.... mau berangkat pakai apa? Wait, bukan masalah kaki atau pakaian. Ini masalah transportasi. Perjalanan kurang lebih 30 menit itu mau ditempuh pakai apa?

        Boncengan sama temen! Ya! Heeeeeee sebentar. Mereka pasti berangkat lebih siang. Harii ini yang membawa sepeda motor kan hanya anak-anak koordinator. Aduh.. gawat. 

        Setelah berperang dengan waktu dan alasan, akhirnya tubuh ini berada dalam perjalanan menuju tempat lokasi. 

OTW...

        Hanya itu yang bisa jemari ini ketikkan diatas tuts-tuts keyboard. Yah.. mengingat Ia baru bisa berangkat membonceng temannya pukul 9 tepat. hahaha...
        Sesampainya di lokasi, hal pertama yang Ia lihat adalah biru laut. Ah.. Dimana-mana Ia hanya melihat biru laut menempel di badan panitia. Benak ini tak sempat bertanya, mengapa biru? Ia langsung memusatkan perhatian ke arah kursi tunggu.

        "Maaf terlambat..." ucap bibir ini sembari memandang perempuan-perempuan berkerudung hitam. Maaf.. Mata ini tak terbiasa seketika memandang kaum lelaki, jadi yang pertama kali terlihat ya hanya perempuan-perempuan berkerudung hitam. 

        Selepas itu, seorang laki-laki -sesudah mulai terbiasa, akhirnya laki-lakinya terlihat- memanggil temannya untuk memulai briefing.

Stand by me~ lalalalaaa~

         Seandainya ia bisa bernyanyi kencang, Ia pasti sudah menyanyikan lagu milik Shinee yang berjudul Stand by me. Ahhh tidakkk... Batin ini selalu memberontak pada kenyataan bahwa ia mendapat tugas untuk stay di lapangan. Hueee macam mana iniii..

         "Jalan-jalan aja.." tutur seseorang bertopi yang juga membawa kamera sama sepertiku. Akhirnya hati ini mulai berkompromi dan menemani langkah kakiku yang mulai menjauhi tempat duduk tadi.

              Singkat cerita, tubuh dan hati ini seakan menjadi satu dengan keadaan baru dimana dia harus berada di lapangan terbuka dengan cuaca terik yang menerpa dan angin sepoi-sepoi menghanyutkan yang melambai kala duduk di kursi kosong yang tak terpakai. Seperti mulai terhipnotis, cipta dan rasa mulai tenggelam menikmati suasana yang logikanya tak menyenangkan ini.

          Namun, entah mengapa, sesuatu mulai menyusup dan menyelip diantara bilik-bilik serta serambi-serambi jantung yang kemudian mengalir menuju hati dan terbenam menuju ke yang paling dalam. 

          Diantara teriknya matahari, terdapat sejuk yang tak dapat dihindari di dalam hati. Ini pertama kalinya ia melakukan profesi ini, tapi seakan jatuh cinta, Ia ingin terus-dan terus belajar lagi.

          Atau mungkin tanpa sadar, Ia sudah benar-benar jatuh cinta? Wah, jangan-jangan rona merah di kedua pipinya itu tak hanya karena dicium terik matahari, tetapi juga karena ditampar degup hati? Halah... kok bisa ya?

         Tawa itu, senyum itu, antusiasme itu, tatapan itu.. Hey... Kau mungkin benar-benar sudah jatuh, hati. Nyatanya, kau tak sanggup tak tersenyum. Kau tak ikhlas berkata lelah. Kau hanya berkata kau lapar demi mendalami kewajaran yang mulai memudar karena cinta itu. Atau karena kau ingin menikmati senyum itu? Entahlah...

          Hatimu terlalu banyak terkejut hingga kau lupa betapa banyak teman yang juga jatuh cinta pada kegiatan ini. Senyum itu, tawa itu, aroma itu... *ah.. hati ini teriris* tak hanya ditujukan padamu bahkan itu bukan pertama kalinya ia tunjukkan. Dia terlalu ramah untuk kau anggap  special for you atau khusus untukmu. Dia tidak eksklusif. Kembalilah ke logika mu!

         Jangan berharap mendapat posisi yang sama, karena nantinya kau akan sakit. Biarkan saja harapanmu mengabur dan berubah menjadi doa khusyuk dalam malammu untuk bersamanya. 

         Let's meet again..
         Tell me everything..
         I'll hear everything..
        Just come by.. I'll be waiting.. 
        For the real you and me..
        For ever lasting..
        Maybe not, maybe just singing..
        But, i'm wishing..
        Coz, it's really something..

        Yaa Rabb.. Hanya Kau yang tahu apa yang akan terjadi. Hati dan otak yang selalu berkelahi ini kali ini berdoa kepadaMu dengan menunduk pasrah. Kabulkanlah keinginannya. Untuk bersamanya, nikmati hari-hari bersama cipta dan rasa yang menyatu seperti pada hari sabtu ini.


My heart and brain, come to say thank you for somebody, someone who has pick me up to the dream-and-reality for loving and make some love together.
For the blue sky
For the camera
For the chair
For the chess 
For free milks and teas
For the banner 
For the wishing tree
For the dialect
For that glass-scale
For the lunch box
For the partner
For the goal ring
For the hat 
For my blushing cheeks
For that smiles...
Thank you, I enjoyed this event because of you
Maybe you won't remember me or that...... ah
But I'm whising.
Hope can get it more, special, and exclusive for me by you on another time 

Team Photographer

Komentar

  1. Gambling in Las Vegas | DrmCD
    What 충주 출장마사지 is the 정읍 출장샵 most important age limit in Las Vegas and where is casino gambling at your location? Find out at 제천 출장안마 the 양주 출장마사지 best 경주 출장안마 casinos with the latest information from

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer