PRAMUKA DI TEMPAT YANG BARU
okee reader, kali ini saya ingin bercurhat sedikit ya... hihi
ini tadinya tugas sih tapi ya... kebetulan pengin penuh-penuhin file blog aja hihi
check it out!
Pramuka di Tempat yang Baru
By. We Candrae Pe Andae
Suasana
baru, sekolah baru.. Tahun pertama aku masuk sekolah di tahun ajaran baru di
SMA Negeri 1 Kebumen. Banyak yang berbeda dari sekolah ku yang dulu, SMA Negei
1 Kebumen ini jadi terasa begitu asing bagiku. Sungguh. Mungkin karena aku
berasal dari pelosok yang kebiasaan dan suasananya belum begitu campur dengan
suasana kota, terlebih sekolah yang berkualitas seperti SMA Negeri 1 Kebumen.
Takut, dan penasaran. Namun aku tetap berusaha beradaptasi.
Setelah
beberapa hari menyandang pangkat Siswa SMA, akhirnya bertemu juga dengan
Pramuka. Ya.. Kegiatan organisasi yang selalu aku rasakan sejak SD sampai saat
ini. Seingatku waktu itu kami anak kelas 10 di kumpulkan di tengah lapangan.
Kemudian kami berbaris. Aku tidak begitu ingat apa aku baris dengan teman
sekelas atau acak yang jelas kemudian kami disuruh berhitung. Disinilah anak-anak
Mandar (begitu kami menyebut diri kami) bertemu pertama kalinya. Kami mendapat
nomor 14 (kalau tidak salah). Pada awalnya sih kami tidak banyak mengobrol.
Kami masing-masing tidak saling kenal dan sama-sama pemalu (aku sih nggak
begitu pemalu .-.). Kemudian kami diberi waktu untuk musyawarah pemilihan siapa
yang menjadi Pinsa, Wapinsa, Bendahara, dan Sekretaris. Kalo boleh jujur ya…
aku inginnya sih jadi bendahara. Tapi, Naela sudah mengajukan dirinya. Ah…
sayang sekali pemirsah. Aku batalkan keinginan untuk menduduki posisi itu. Yah,
semua langsung sepakat kalau Naela yang menjadi bendahara dan setelah itu
moodku pun langsung drop. Aaaa rasanya sudah tidak ingin ambil andil dalam
keorgansisasian kecil ini. Rasanya hanya ingin berdiri sebagai anggota biasa
yang nggak punya tanggungjawab apa-apa selain jika ada tugas khusus dari Pinsa.
Sangat
menyebalkan, sudah Badmood ditambah ke-pemalu-an mereka tidak ada yang ditekan.
Jadi… ya tau lah ya, gak akan selesai ke tujuan awal. “Hey.. Masa gak ada yang
mau jadi pinsa, ck.. kalo aku yang jadi, awas aja.. kalo sampe ada yang nangis
gara-gara tek bentak,” begitu celetukanku yang maksudnya hanya bercanda sambil
membuang sedikit unek-unek. Tapi.. sungguh menyebalkan. Mereka langsung
bersemangat dan berseru kalau mereka setuju aku yang menjadi Pinsa. Tidaak..
aku merutuki ucapanku tadi dalam hati. Dan setelah aku ditetapkan (?) sebagai
Pinsa, mereka semua sedikit menekan ke-pemalu-an mereka (?) buktinya, Monik
langsung dengan lantang menawarkan diri menjadi Wapinsa. JLEB! Kenapa gak dari
tadi weeey..? -_- dan sungguh, aku jadi sedikit merasa bersalah. Terlebih saat
melihat aura kepercayaan mereka menempatkan posisi Pinsa padaku. Kepercayaan
itulah yang membuatku menekan jauh-jauh kata TERPAKSA berada di posisi ini.
Kemudian
aku mendapat banyak tugas dan tanggungjawab sebagai Pinsa sangga Mandar waktu
itu. Aku harus menyiapkan sanggaku untuk Pensi PTP khususnya waktu itu. Sangat
berat. Terlebih semuanya tidak pernah ada komunikasi denganku sebelum bersatu
di sangga ini. Sering aku menahan diri untuk tidak membentak. Namun semua itu
lepas saat Gladi. Aku memarahi mereka yang semakin tidak bisa diatur, semau
mereka sendiri. Sungguh, ada rasa kesal dan menyesal disana. Kemudian aku diam
untuk waktu yang lama. Entah dengan alas an apa, mereka menemuiku dan
mengatakan kalau aku tidak usah menyesal. Keputusanku benar dan mereka tidak
marah dibentak begitu. Hatiku trenyuh dan dengan penuh sepenuh hati aku meminta
maaf kepada mereka juga berterima kasih. Alhasil,dengan bantuan latihan dari
Nail, sangga kami sukses di malam Api unggun sekalipun Alifa, Primarita, dan
Naela tidak bisa ikut karena sakit.
Sebelum
Penerimaan Tamu Penegak, kami adik kelas 10 diberi sebuah tugas untuk menyalin
materi-materi pramuka di Modul Pramuka kami. Itu sesuatu yang aku pikir mudah.
Namun aku telalu menyepelekannya. Aku kurang tepat memanage waktu sehingga saat
mau dikumpulkan, punyaku masih ada yang belum. Namun beruntunglah,
teman-temanku membantuku mengerjakan tugas yang lain seperti mengecek ulang
modul mereka sebelum dikumpulkan.
Saat
Penerimaan Tamu Penegak, kami sangat gugup. Kami tidak percaya diri. Sehingga
kami sering panic saat kekurangan sesuatu. Acara sore yaitu Outbound. Kami
berjalan kesuatu tempat yang ditunjukan kakak dewan. Disana mereka sudah
terpencar dalam pos-pos. Aku dan sanggaku sempat riweh (rusuh) karena anggota
kami hanya 10 (karena Alifa tidak bisa ikut dan Primarita sakit di jalan) dan
bingung mencari pasangan sangga. Namun semua itu segera terkendali. Kemudian
kami dan sangga pasangan kami mulai bergerak kesalah satu pos. aku ingat, waktu
itu aku berdoa untuk tidak dapat pos PU sebagai pos pertama. Tapi…
Subhanallah!! Pos PU tampaknya sudah berjodoh dengan kami -_- dia jadi yang
pertama permisaah.. ckck. Disana ada 2 kakak dewan (tapi lupa siapa). Sanggaku
dan sangga pasangan kami saling memunggungi. Kemudian di depan kami
masing-masing ada kak dewan yang menguji. Malangnya, kami tidak sampai nrinil
(kata orang didaerahku = lancer diluar kepala), yaa… hafal aja enggak. Tapi
sungguh, kami semua belajar, tapi belum hafal =_=. Nilainya pun.. yah, kalau
enggak C ya D, atau malah E, lupa.
Kemudian
dipos selanjutnya kami bertemu 2 kakak dewan laki-laki (lupa siapa). Nah disitu
kami sempat menunggu sebentar. Kemudian seorang kakak dewan menyuruh kami
yel-yel. Pertama sangga pasangan kami dulu. Mereka sangat kompak. Wah, berbeda
sekali dengan sanggaku. Kami baru belajar yel-yel paginya sebelum PTP -_-.
Kemudian kami disuruh merem. Seorang kakak dewan memasukan sesuatu *makanan*
kemulut kami kemudian kami disuruh menebak. Waah, beruntungnya kami, diberi
Kacang Kara gratis walau Cuma sebiji :p. Terimakasih kakaak.. setelah itu,
kakak dewan ternyata tidak membawa pulpen. Kemudian apa? Sangga kami pun tidak
membawa, jadi saya berlari sekuat mungkin dengan tenaga yang masih tersisa ke
atas bukit untuk meminjam pulpen di Kak Mujib. Ya.. kemudian saya kembali
dengan terngah dan balik lagi untuk mengembalikan pulpennya serta kembali lagi
ke sangga saya.
Selanjutnya
pos yang sangat damai, karena tidak repot-repot naik atau perhatikan sekitar.
Kali aja ada uler .-.. Kami disuruh yel-yel lagi. Tapi waktu itu saya sempat
penasaran, pos damai macam apakah disini? Ternyata ini pos P4K! Oh ya ampun,
betapa beruntungnya sanggaku. Tanpa kertas dan alat tulis sepeserpun. Alhasil
aku kembali mendaki bukit dan meminjam pulpen ke Kak Mujib lagi. Kertasnya?
Sesobek karton kotak makan sungguh menolong kami. Dengan media terbatas, Erik
yang dulu di SMP menjadi anggota PMR bekerja keras membantu kami menyelesaikan
semua soal. Dan Tara~ kami hanya tidak menjawab 1 soal saja. Aku yakin, tanpa
Erik, soal yang tak terjawab pasti lebih banyak. Kemudian aku melirik ke sangga
pasangan kami. Waah… lihatlah mereka, ada pulpen dan kertas yang layak dipakai.
Berkebalikan dari kami yang semuanya nggak nyarat..
Pos
keempat kami yaitu Morse dan Semaphore. Ada kak Fahmi yang menerima laporan
saya disana ^^. Tapi… kami lupa lagi, kami tidak membawa alat tulis. Pulpen
milik kak Mujib sudah dikembalikan untuk menilai tadi. Beruntungnya, kak Fahmi
mau meminjamkan pulpennya ke kami. Saya menerimanya dengan bersyukur. Ternyata
Allah memberi bantuan lagi saat situasinya seperti ini. Kemudian, aku yang
kebagian menjawab morse, dengan bantuan pulpen kak Fahmi menjawab semua
sandinya. Walau tidak dapat A, setidaknya kami bersyukur bisa menyelesaikan 4
pos. Kemudian pulpen kak Fahmi saya kembalikan dengan penuh terimakasih.
Setelah laporan, kami melanjutkan ke pos berikutnya. Ialah pos keagamaan. Stela
diberi tugas khusus oleh kakak dewan. Dia non-is.
Total
5 pos kami selesaikan, dan tiba saatnya untuk solat. Ini saat yang paling
menyebalkan, anggotaku tidak bisa hemat minum. Mereka minum sangat banyak dan
hanya menyisakan sedikit untuk solat. Yang jaga cocards pun jadi sebal karena
tidak ada minum padahal tenggorokan mulai kering. Siapalagi… Pinsanyalah.
Setelah
api unggun, kami bersiap untuk tidur. Baju seragam, co-card, sepatu, kaos kaki,
kerudung, aa semuanya pokoknya punya saya udah rapih. Saya sudah siap jika ada
bencana tiba-tiba. Kemudian aku tidur dengan tidak menghiraukan apa yang ada
dibawah saya. Wkwk.. Pasangan-pasangan sepatu milik semua anggota base-camp.
Empuk tapi.. tau lah ya. Wangi sekalee.. Habiis, sebelah tidak bisa bergeser
lagi dan tikar sudah mencapai ujung. Sudah paling muda, jadi pinsa, di pinggir
sendiri pula. Yayaya.. toh tetap nyenyak tidur.
Priii~tt
Teringat
jelas bencana pertamaku itu. Aku langsung berlari menyalin bajuku tanpa salah.
TAP TAP TAP! Semuanya clear kecuali… Ah! Sepersekian detik saat aku akan
mengambil topiku, Monik mendahuluinya. Tanpa dosa dia berlari meninggalkanku.
Seperti slow motion! Sungguh! Aku langsung mengambil topi Monik dan berlari
menemuinya. Namun, ternyata dia tidak tahu kalau yang dia pakai itu topiku.
Malah, dia sempat ngeyel kalau yang dia pakai itu punyanya. Padahal, sudah
jelas itu punyaku. Namaku saja ada didalamnya. But, Hey! Dimana name-tag ku?!
Aah.. itu takkan pernah kulupakan. Ternyata Monik menjatuhkannya
Sungguh
malu saat dua hari kedepannya aku diberitahu kalau malam itu namaku
dipanggil-panggil. Tapi, sungguh aku tidak mendengarnya. Mungkin pada waktu itu
aku sedang disuruh bekenalan dengan orang di depanku oleh Kakak dewan alumni.
Atau sedang minum the pahit kentalnya Kak Egy, atau mungkin yang punya kak
Mujib ya? Entahlah. Yang jelas aku tidak mendengarnya.
Pagi
harinya yaitu Widegame. Sangat seru! Alifa sudah bisa ikut. Dia joget balon
denganku dan memenangkan game! Kami dapat B + bonus perment Mintz warna biru
dan hijau dari Kak Teguh. Tim lawan pun dapat, tapi kami dapat lebih
banyak. Hehe..
Selain
itu, ada tarik tambang, gelas air, perment tepung, dan yang pakai karung itu
saya lupa nama. Nah beberapa post, sesudah game kami pasti dapat coretan. Geez,
kak Teguh member bonus tepung ke aku dengan dalih Pinsa dari sangga yang
memenangkan joget balon. Kekekeke~
Kemudian,
Perang Ambalan!! Eh, Perang Air!! Ini pertama kalinya aku melakukan ini. Dengan
berbekal beberapa kantung air saja, aku maju ke medan perang. Swoosh!! Lemparan
pertama itu karena ngincer seorang kakak dewan yang maju paling depan. Eh nggak
kena. Swoosh lagi dan nggak kena lagi. Sebal.. putus asa saya. -_- Akhirnya
saya melempar dengan penuh asa yang hilang.
UPS!
Ternyata
kena di rambut seorang kakak dewan. Itu kali pertama rambut beliau basah. (?)
Aku perlahan mundur karena takut. Apalagi dia.. Kak Teguh. Aduh dikira balas
dendam nanti. Haha.. tapi akhirnya semuanya senang. Dengan tubuh kedinginan,
beliau-nya (?) menyiapkan kami dan mengakhirkan perang.
Kemudian,
upacara penutupan. Itu berarti Dewan 2012-2013 harus purna. Tugas mereka semua
telah dituntaskan kemudian berganti menjadi tugas Dewan ADISA 2013-2014. Saat
upacara adat dimulai, Kak Pradana Putra yang berdiri dengan khidmat sampai
menitihkan air mata. Aku ikut terbawa haru. Begitu besar jasa mereka di ADISA
ini. Kemudian karena waktu semakin siang, kakak Dewan Nampak mengumumkan
sesuatu. Padahal sudah ingin pulang. Semua anggotaku satu pikiran dengaku.
“Sangga Mandar dari Ambalan Sulawesi,” begitu pengumumannya. Aku masih belum
ngeh.. “Itu kita?” tanya Niti, anggota sanggaku. Aku terbengong. “Mandar?!”
panggil kakak dewan lagi, aku mengangkat tanganku kemudan dia menyuruhku maju
ke depan. Ternyata…. Kami sangga puri trbaik waktu itu! Subhanallah.. tidak ada
yang percaya. Kami kira tim yang lain seperti timnya Yuni, Wahyu, atau Bila
yang aka nada di posisi ini. Sungguh, aku sangat bersyukur. Kami bersalaman
dengan semuanya dan kakak-kakak dewan menasihati juga berpesan kepada kami
untuk mempertahankan prestasi.
Sebelum
pertemuan pertama, ternyata kami dipisah lagi. Menjadi sangga yang baru. Aaaa
menyedihkan. Kami harus terpisah. Aku kini ada di Sangga Penegas Fatmawati
sebagai anggota, dengan Kak Aristia Fathah sebagai wali sangganya. Hanifah dan
Tya sebagai Pinsa, dan Wapinsa. Juga Farah dan Alifa sebagai bendahara dan
sekretaris.
Pertemuan
pertama, aku sungguh penasaran akan seperti apa. Ternyata… Evaluasi.
Benar-benar membuat frustasi. Aku sudah mengoreksi diriku. Dan terus
mengoreksi.. tapi tidak tahu apa yang salah dan berharap ada yang mengingatkan.
Ternyata gak ada. Paling hanya push-up karena kesalahanku sendiri yang tidak
mendengar instruksi karena terlalu asik mengoreksi.
Aku
tidak ingat ini pertemuan keberapa, yang jelas itu adalah kali pertama kami
tepuk philipin. Aku sebenarnya sudah pernah. Tapi aku penasaran, apakah sama
atau tidak. Ternyata sama. Aku sempat senang karena aku sudah pernah
melakukannya. Tapi hanya dalam hati, toh aku Cuma baru beat 8.
Kemudian,
saat berlatih semaphore. Tangan kami sakit semua karena tidak terbiasa. Mataku
sudah berkunang-kunang kala itu. Syukurlah, ternyata ada waktu istirahat juga.
Dan disitu kami disuruh menebak gerakan Kak Handy. Sangat cepat, dan firasatku
buruk. Aku membaca huruf “KAMI” diawal. Dan tebakanku benar.. bunyinya “KAMI
MANJA!”. Aku tidak mengelak karena aku memang manja. Tapi orang tuaku
mengajarkanku untuk tahu situasi dan kondisi. Kapan waktu dibolehkannya
bermanja.
Dalam
pertemuan entah keberapa, kami disuruh menemukan pos-pos. Aku bertugas membawa
kompas. Dan sampai disalah satu pos, kami disuruh joget Cesar oleh kak Rahmat
Wahyu Susilo, Kak Pradana Putra yang baru. Bondan dari X IPA C Nampak enjoy
memimpin joget itu. Kemudian di pos menaksir, aku sempat adu argument dengan
Bila, namun akhirny kami menemukan kesimpulan. Dan saat menulis kesimpulan itu,
ternyata waktu habis. Kak Eka Asmara sudah menagih jawaban kami. Namun Bila
masih belum selesai bahkan dia malah panic. Kalau aku jadi kak Eka, mungkin aku
akan tertawa melihat Bila, atau kak Eka memang sudah tertawa kala itu ya? Gak
tau ding.
Kemudian,
Pengukuhan Tamu Penegak. Acaranya hampir sama dengan PTP. Namun sempat terhalang
hujan deras sorenya. Malamnya, Kami Nge-metal puas! Hehe.. sekaligus goyang
duyu. Aku dan Indri sepakat untuk No Jaim kala itu. Dan benar-benar satisfied!
Kembali,
giat malam dilakukan. Aih.. jarum kerudungku hilang. Bisa tambah marah si Kakak
kalau aku tidak selesai mengenakan kerudung. Dengan setia Indri menungguku dan
mencarikanku jarum. Wua terimakasih sahabat!
Menyebalkannya
di waktu jerit malam itu nggak dapat kesan apa-apa. Seperti transparan, gak ada
yang ngoreksi. Menyebalkan.. gak ada bahan cerita. T.T kemudian masih dengan badmood aku mengikuti kegiatan
selanjutnya. Nyari pentagon! Ah yah.. lama sekali kami habiskan waktu untuk
memecahkan kode. Lama lagi karena gak ngeh sama maksud intruksi. Karena kesal
pada diri saya sendiri yang tidak bisa meluruskan pemikiran mereka (?) jadi
saya mencar saat mereka ke XII IPS 1 (padahal area kami XII IPS 2). Seperti ala
Running Man di Korea, dengan penerangan minim dari Kak Woro yang sedang
mengawasi, akhirnya saya bisa menemukan barang berharga itu! Lima sudut warna langit. Kami hanya
dapat 4, 2 dari Mila (yang mengikuti cara saya) *mungkin lagi badmood juga hehe*, 1 dari Indri, dan 1 dari saya. Yah.. tak
apalah. Kami tak menjadi sangga terbaik, karena beberapa alasan. Namun tidak
apa, masih ada lain waktu.
Terakhir,
minggu kemarin adalah pengisian SKU, saya dapat kelompok 5. Semuanya
terpisah-pisah. Di kelompok 5, di bagi lagi. Saya dapat pertanyaan mengenai
puasa, hadis, rukun iman, dll. Sialnya, saya juga dapat AD-ART padahal malamnya
saya ketiduran. Beruntung, saya sempat baca sekilas dan dapat tanda tangan!
Yeey!!
Di
kelompok lain tampak asik dengan tugas mereka. Ada yang berjoget, mainan,
nyanyi, nari jawa, dan masih banyak lagi. Benar-benar mengasikan! Dibalik susah
duka kegiatan Pramuka, ternyata kesannya sungguh luar biasa.
Inilah
Pramukaku di tempat yang baru, dengan kawan baru dan adat baru. Aturan baru
dengan cara yang baru juga tentunya! Pasti bisa! Jayalah Pramuka! Jayalah
ADISA!
Sekian, mohon maaf bila ada
kesalahan, atau kata-kata yang kurang berkenan. Terimakasih.. Salam Pramuka!
Komentar
Posting Komentar