MY SOSIOLOGIC
Ehem, haloo... sudah lama tak ngepos lagi. Iseng-iseng nih abis ngubek-ubek file and document lama ternyata nemu ini, tugas sosiologi pas materikulasi... and have the big contribution for my subject score of sociology... 97 and 98 bro.. *pamer
hehe.. Gara-gara greget nih, masa sosio dapat segitu, eksaknya cuma... ya pokoknya ngga sampai segitu lah... TT *hiks. okay, udah dulu basa-basi curhatnya, scroll aja ke bawah...
TUGAS SOSIOLOGI
Nama : Wisik
Candra Padmasari
Kelas : SCI
No.Urut : 21
1.
Sosiologi dalam menjelaskan fenomena
kemiskinan adalah sebagai berikut.
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup mencukupi
kebutuhan atau memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan
kelompok atau golongan dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisik dalam kelompok tersebut. Kemiskinan juga merupakan permasalahan yang
diakibatkan oleh kondisi nasional suatu negara dan situasi global. Dengan
adanya globalisasi ekonomi dan ketergantungan antar negara dapat memberikan
tantangan dan kesempatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu negara dan
juga memberikan resiko ketidakpastian perekonomian dunia, kependudukan maupun
lingkungan hidup. Kemiskinan sebagai suatu fenomena sosial tidak hanya dialami
oleh negara-negara yang sedang berkembang tetapi juga terjadi di negara-negara
yang sudah mempunyai kemapanan di bidang ekonomi.
Kemiskinan merupakan
masalah kemanusiaan yang telah lama diperbincangkan. Ini termasuk masalah
sosial karena kemiskinan termasuk berbenturan dengan unsur-unsur kebudayaan
atau nilai sosial (sesuatu yang dianggap baik atau benar) dan dapat menimbulkan
gangguan-gangguan dalam kehidupan bermasyarakat seperti kriminalitas. Sesuai
dengan pendapat Soerjono Soekanto yang menuturkan bahwa masalah sosial
merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat,
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Kemiskinan
dibagi dalam dua kriteria yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif :
1. Kemiskinan
absolut, yaitu kemiskinan yang diukur dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
2. Kemiskinan
relatif, yaitu penduduk yang telah memiliki pendapatan sudah mencapai kebutuhan
dasar namun jauh lebih rendah dibanding keadaan masyarakat sekitarnya.
Penyebab Kemiskinan
Pada umumnya di Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan adalah sebagai
berikut:
1.
Laju
Pertumbuhan Penduduk.
Peningkatan tak
terkendali pada jumlah penduduk membuat Indonesia semakin terpuruk dengan
keadaan ekonomi yang belum mapan. Ketidakmampuan
mengolah SDA mengakibatkan minimnya jumlah
lapangan pekerjaan. Jumlah lapangan pekerjaan ini jelas tidak sebanding dengan jumlah pengangguran di
Indonesia. Penghasilan yang minim, dan kebutuhan hidup yang terus meninggi
membuat penduduk hidup dibawah garis kemiskinan.
2.
Distribusi
Pendapatan dan Pemerataan Pembangunan.
Pendapatan
penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan yang mereka lakukan relatif tidak
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada sebagian penduduk di
Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih. Berkembang atau tidaknya suatu
wilayah juga mempengaruhi pendapatan setiap penduduk.
3.
Biaya kehidupan yang tinggi.
Tingginya biaya hidup di suatu daerah merupakan akibat dari tidak seimbangnya upah atau gaji masyarakat dengan kebutuhannya. Barang atau alat pemuas kebutuhan yang sedikit namun dicari tentu membuat harga dari barang tersebut melonjak naik. Akan tetapi, upah sehari-hari yang di dapat justru jauh dari cukup. Hal ini jelas menjadi penyebab kemiskinan yang melanda suatu daerah.
Tingginya biaya hidup di suatu daerah merupakan akibat dari tidak seimbangnya upah atau gaji masyarakat dengan kebutuhannya. Barang atau alat pemuas kebutuhan yang sedikit namun dicari tentu membuat harga dari barang tersebut melonjak naik. Akan tetapi, upah sehari-hari yang di dapat justru jauh dari cukup. Hal ini jelas menjadi penyebab kemiskinan yang melanda suatu daerah.
4.
Tingkat
pendidikan yang rendah.
Rendahnya
kualitas penduduk juga merupakan salah satu penyebab kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya
tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk
adanya perkembangan ekonomi terutama teknologi industri yang pesat,
jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill
atau paling tidak dapat menguasai bidangnya dengan baik. Sayangnya, jumlah
penduduk yang tidak bisa membaca dan menulis jauh dari sedikit.
5.
Kurangnya perhatian
dari pemerintah.
Pemerintah yang
kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin dapat menjadi salah
satu faktor kemiskinan. Pemerintah masih belum dapat memutuskan kebijakan yang
tepat yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di negaranya. Pun jika ada, keputusan tersebut
tidak semerta-merta terlaksana dan tercapai tujuannya.
Dampak Kemiskinan
1. Dampak Positif
Selama ini yang kita ketahui adalah dampak negatif
dari kemiskinan antara lain kriminalitas, tapi bila kita perhatikan, kemiskinan
juga memiliki guna antara lain :
a)
Menambah nilai guna suatu barang. Misalnya barang bekas, bagi orang yang kaya
barang itu tidak ada gunanya lagi, tapi bagi orang miskin karena
keterbatasan untuk mengkonsumsi sesuatu yang ‘baru’, barang tersebut bisa di daur ulang kemudian dijual atau dipakai
sendiri, bisa juga hanya dibersihkan dan langsung digunakan kembali.
b)
Melahirkan sosok yang bekerja keras
dan memacu individu untuk berinovasi. Keinginan yang kuat karena bosan hidup
miskin dapat memicu seseorang bekerja keras bertahan dari seleksi alam. Dalam
prosesnya, seseorang dapat membuat sebuah inovasi yang dapat menaikan status
sosialnya juga dapat dikembangkan menjadi sesuatuyang dapat mengubah dunia.
c)
Memperkuat status sosial. Tapi dalam hal ini yang diuntungkan adalah yang kaya (kebutuhan primer, sekunder, dan
tersiernya terpenuhi).
d)
Untuk mengerjakan pekerjaan yang dianggap kotor atau rendah. Contohnya, jika tidak ada orang miskin, siapa yang mau menyapu
jalan raya? siapa yang mau menjadi office boy? apakah orang kaya mau melakukan
itu? Sulit sekali. Karena orang kaya kebanyakan sudah terbiasa dengan hidup
nyaman tanpa mengenal kerasnya kehidupan rakyat miskin yang identik dengan
lingkungan yang tidak layak dan kumuh. Rakyat miskin yang mempunyai bekerja
pasti mau melakukan pekerjaan yang dianggap rendah tersebut daripada kelaparan
dan mengharapkan bantuan yang tidak pasti.
e)
Sebagai sarana ibadah. Sebagai orang yang beragama, pasti diajarkan untuk
membantu orang miskin. Jika semua orang di dunia ini kaya, siapa yang akan
bersedekah? Siapa yang akan disedekahi?
2. Dampak Negatif
Kemiskinan tak
lepas dari dampak negatif, beberapa diantara dampak-dampak negatif kemiskinan
antara lain sebagai berikut.
- Cakupan gizi yang rendah. Karena keterbatasan uang, menjadikan mereka makan seadanya. Hal ini juga menimbulkan penyakit, dan kesehatan penduduk miskin yang sangat buruk. Apalagi biaya rumah sakit sangat mahal. (Anything, 2012)1
- Anak putus sekolah. Sebagian dari penduduk Indonesia lantaran keterbatasan ekonomi yang tidak mendukung, oleh contoh kecil yang terjadi di lapangan banyak anak yang putus sekolah karena biaya untuk sekolah digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum dirinya atau keluarga.
- Konflik sosial. Contohnya seperti konflik SARA. Kemiskinan merupakan salah satu pemicu konflik ini, hal ini dikarenakan segolongan orang merasa kecewa dan tidak puas karena kemiskinan yang melanda mereka. Ketidakamanan dan perlindungan hukum yang kurang menjadi akibat dari kemiskinan dan alasan konflik tersebut terjadi.
- Rendahnya mutu pendidikan. Hal ini disebabkan oleh para wakil rakyat, yang seharusnya mengutamakan kepentingan rakyat, namun mereka malah berbuat semaunya dan bertindak KKN. Padahal, biaya untuk mencerdaskan kebutuhan rakyatnya masih banyak yang harus dikeluarkan.
- Kriminalitas meningkat. Karena banyaknya pengangguran jadi mereka sudah putus asa dalam menjadi hidup, maka dari itu banyak penduduk yang terjerumus dalam lingkaran kriminalitas.(Anything, 2012)2
Peran Sosiolog
Sosiologi
sebagai ilmu dalam mengatasi kemiskinan dapat dipilah menjadi tiga kategori. Pertama:
bersifat praktis-konseptual, yaitu keterlibatannya dalam menyusun kebijaksanaan
dan program pengentasan kemiskinan. Kedua: bersifat praktis ideal, artinya memperjuangkan nilai-nilai ideal bagi masyarakat
miskin yang diakibatkan oleh jepitan struktur ekternal. Ketiga: bersifat
praktis control, yaitu ikut melakukan kontrol terhadap
kebijakan-kebijakan yang dampaknya memungkinkan terjadinya kemiskinan. Untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan
diperlukan berbagai upaya nyata, dan agar upaya yang dilakukan tidak salah arah
atau salah sasaran, perlu pengetahuan yang memadai mengenai masalah
kemiskinan yang dihadapi. Kemiskinan akibat kegagalan panen, tidak sama
dengan kemiskinan akibat bencana alam. Untuk
menerapkan cara dan langkah yang tepat sesuai kenyataan yang ada, perlu
penelitian sosiologis. Di sinilah bentuk nyata penerapan pengetahuan
sosiologi dalam upaya mengatasi kemiskinan. (http://anything-go-anything.blogspot.com/2012)
Sejauh ini pemerintah baik pusat maupun daerah telah berupaya dalam
melaksanakan berbagai kebijakan dan program-program penanggulangan kemiskinan namun
masih jauh dari apa yang diharapkan. Menurut Wira3, kebijakan dan
program yang dilaksanakan pemerintah belum menampakkan hasil yang optimal.
Masih terjadi kesenjangan antara rencana dengan pencapaian tujuan karena
kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan lebih berorientasi pada program
sektoral.
Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi guna mengatasi kemiskinan yang
terpadu, terintegrasi dan sinergis sehingga dapat menyelesaikan masalah secara
tuntas. Diantara beberapa hasil kajian sosiologi untuk mengurangi masalah
kemiskinan, salah satunya ialah memberi kesempatan kepada masyarakat miskin
untuk ikut serta dalam seluruh tahap pembangunan. (Wira, 2013)
Sumber :
1.
http://anything-go-anything.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html
2.
ibid.
3.
http://waterfres.blogspot.com/2013/09/kumpulan-makalah-sosiologi-tentang_3.html
4.
http://fajarweiz.blogspot.com/2011/12/makalah-kemiskinansosiologi.html
2.
Nilai positif
yang dapat mendukung kesuksesanku dan nilai negatif yang fapat menghambat
kesuksesanku
No
|
Nilai Positif
|
1.
2.
3.
4.
5.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
|
Selalu berdoa dan mengingat Allah
Senantiasa bersyukur
Mengerjakan pekerjaan yang berikan
dengan sungguh-sungguh
Tidak menunda-nunda pekerjaan
Belajar dengan tekun
Melaksanakan nasihat-nasihat yang
membangun
Pantang menyerah dalam menghadapi
masalah
Mengerjakan sesuatu dengan jujur
dan percaya diri
Melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab
Menghargai pendapat orang lain
Senantiasa meningkatkan prestasi
Berusaha memperbaiki kesalahan
Memahami kondisi dan situasi
sebelum melakukan tindakan
Membantu orang lain yang kesusahan
|
No
|
Nilai Negatif
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
|
Malas mengerjakan tugas
Melupakan tugas
Menunda-nunda solat
Istirahat tidak teratur
Memaksakan kehendak pribadi,
bersikap sombong,dsb.
Tidak bisa membagi waktu belajar
dan bermain
Egois, dan mudah menyerah
Terlambat datang ke sekolah
Meminjam tanpa ijin
Tidak menjaga amanah dengan baik
Berbicara yang menyakiti hati
orang lain
Melakukan sesuata dengan tidak
jujur
Belajar semalam suntuk sebelum
ujian
Bertindak tidak bertanggungjawab
|
3.
Sebut dan
Jelaskan Agen Sosialisasi yang berperan dalam pembentukan dan pengembangan
kepribadianmu!
1)
Keluarga. Sejak awal kehidupan (dari
masih bayi), keluarga adalah media pertama yang berperan dalam perkembangan
kepribadian saya. Kebiasaan mereka, pola bicara mereka, suasana yang ada dalam
keluarga, apa yang mereka kerjakan menjadi bahan pembentuk suatu kepribadian
yang ditiru oleh saya, khususnya saat masih dalam tahap bayi. Apakah saya
menjadi mudah menangis, atau tidak sabaran, atau bersikap tenang tergantung
pada kebiasaan dan aturan-aturan sederhana yang diajarkan. Pada usia itu, saya
sangat sensitif pada sesuatu yang baru. Otak saya akan merespon dan
menyimpannya dengan baik. Sampai pada masa kanak-kanak, keluarga mulai
mengajarkan kedisiplinan dan nilai-nilai agama. Hal – hal tersebut nantinya
akan terus berpengaruh pada perkembangan kepribadian saya sampai dewasa nani.
Kemudian, masuk sekolah menengah, keluarga senantiasa memberikan
nasihat-nasihat untuk kepentingan dan kebaikan saya. Keluarga juga menyampaikan
harapan-harapan mereka dalam menyampaikan nasihat tersebut baik secara tersirat
maupun langsung. Secara tidak langsung, nasihat-nasihat tersebut mempengaruhi
kepribadian saya. Apa yang harus saya lakukan dan apa yang harus saya perbaiki
untuk mencapai tujuan dari nasihat itu. Hal hal tersebut menjadi pemicu dan
batas, akan seperti apa saya berkembang.
2)
Pertemanan. Memasuki jenjang
pendidikan sekolah dasar, saya bertemu dengan orang-orang baru yang mengajak
untuk bermain dan berbagi. Dari teman saya belajar banyak hal, salah satunya
memahami. Saya menjadi tau, apa yang seharusnya saya lakukan saat itu. Teman
membentuk kepribadian saya menjadi baik menjadi toleran atau tidak. Menjadi
seseorang yang nyaman bagi teman juga membuat saya menjadi diri yang baru.
Masing-masing teman mempunyai sifat yang berbeda, untuk bisa diterima menjadi
salah satu orang yang ada di lingkungan mereka, secara tidak langsung saya
belajar untuk mengubah sikap yang nyaman tidak hanya untuk teman yang satu,
tapi juga teman yang lain.
3)
Lingkungan Sekolah. Sekolah berperan
dalam membentuk kepribadian saya seperti menjadi seseorang yang lebih
bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Kontribusi sekolah setiap jenjangnya
selalu membuat perkembangan pada kepribadian saya. Aturan-aturan dan lingkungan
(nyaman atau tidak) yang ada di sekolah setiap jenjangnya membuat saya belajar
untuk beradaptasi dan sesuai dengan apa yang sekolah harapkan.
4)
Lingkungan Masyarakat. Masyarakat
juga berperan dalam membentuk kepribadian saya. Adat dan budaya masyarakat
secara tidak langsung mengikat saya yang tinggal di lingkungan tersebut lebih
dari 12 tahun. Tetangga-tetangga yang ramah dan bekerja keras menuntut saya
untuk memiliki kepribadian seperti itu juga. Meski seiring waktu saya mnjadi
seorang pelajar yang tidak selalu berada di rumah membuat saya menjadi sulit
berinteraksi dengan masyarakat di sekitar rumah, tapi saya tetap bersosialisasi
entah sekedar mengetahui kabar atau menjaga silaturahmi supaya tidak putus.
Usaha yang saya lakukan tersebut merupakan cerminan dari perilaku masyarakat
yang ramah yang telah membentuk kepribadian saya selama 15 tahun ini.
4.
Jelaskan Upaya
untuk Mengatasi Kenakalan Remaja (perkelahian)!
1)
Orang tua hendaknya
memberikan pengarahan yang berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng negatif
seperti itu akan merugikan dirinya sendiri, orang tua, maupun lingkungannya. Dalam
memberikan pengarahan, orang tua hendaknya hanya membatasi keisengan mereka.
Jangan terlalu ikut campur dengan urusan remaja. Ada kemungkinan keisengan
remaja adalah semacam ”refresing” atas kejenuhannya dengan urusan tugas-tugas
sekolah
2)
Arahkan hobi yang suka
berkelahi pada satu kelompok kegiatan bela diri. Dengan begitu, bukan kerugian
yang akan didapat tetapi justru prestasi yang dapat membuat orang lain bangga
terutama orang tua.
3)
Apabila suasana dirumah
nyaman, orang tua tidak berlaku otoriter, dan anak merasakan kedamaian dan
kasih sayang di rumah maka komunikasi akan terjalin dengan baik antara orang
tua dengan anak.
4)
Berhati-hati dalam memilih teman dan
senantiasa mudah memaafkan
5)
Penanaman nilai agama
hendaknya diberikan sejak dini maka anak tidak akan berlaku mencari perhatian
dan kenyamanan di luar rumah yang bisa mengakibatkan terjerumus pada kenakalan
remaja yang lebih parah.
Komentar
Posting Komentar